Penyesalan Keponakan Rasulullah, Masuk Islam di sisa Umurnya. Beginilah penyesalannya . . .



Pada kali ini saya ingin memberikan sebuah kisah pada zaman Rasulullah SAW.

Suatu hari yang indah, seorang Ibu yang sedang hamil tua masuk ke dalam Ka’bah. Ia tidak sendirian, itu, seperti biasa pula, Ka’bah di buka untuk Umum dengan ketentuan dan aturan sebagaimana adanya.
Ketika berada dalam Ka’bah, alangkah terkejutnya si Ibu. Bagaimana tidak, ia merasakan perutnya tiba-tiba mulas. Sepertinya ia akan segera melahirkan, dengan tertatih-tatih, ibu itu segera keluar dari Ka’bah. Tapi, ia tidak sanggup. Akhirnya orang-orang yang mengiringinya segera menghamparkan tikar hitam. Dan, lahirlah sang bayi di atas tikar tersebut di dalam Ka’bah.

Bayi itu adalah Hakim bin Hazam bi Khuwalid, Ia tidak lain anak laki-laki dari saudara Ummul Mukminin, Khadijah binti Khawalid. Kemudian ia di besarkan dalam keluargaturunan bangsawan yang berakar dalam dan terkenal akan kekayaanya yang melimpah ruah. Tidak heran jika kemudian, Hakim timbuh menjadi seorang yang pandai, mulia dan banyak berbakti.

Hakim begitu di percaya oleh kaumnya. Dan pada suatu ketika, Hakim pun di minta untuk menjadi kepala Kaum. Ia di serahi urusan rifadah (lembaga yang memberi bantuan kepada jemaah haji yang kehabisan bekal) di masa jahiliyah. Karna kedudukannya itu pulalah, hakim banyak berkorban harta pribadinya. Walau begitu, ia bersahabat dengan Rasulullah SAW sebelum beliau di angkat menjadi Nabi.
Sekalipun Hakim bin Hazam kira-kira lebih tua lima tahun di bandin Rasulullah, tetapi dia senang, ramah, dan lebih suka berteman dengan Muhammad SAW. Rasulullah pun mengimbanginya pula dengan kasih sayang dan persahabatan yang lebih akrab. Kemudian di tambah lagi dengan adanya hubungan kekeluargaan karena Rasulullah menikahi bibi Hakim Khadijah binti Khuwalid. Hubungan mereka bertambah erat saja.
Tapi tetap saja, semua orang ketika itu di bikin heran tak habis pikir. Maklum, walaupun hubungan persahabatan dan kekerabatan antaranya kedua sudah demikian erat, ternyata hakim belum juga masuk Islam. Padahal orang selama ini mengira, Hakim yang di karuniai akal sehat dan pikiran yang tajam di tambah dengan hubungan persahabatannya dengan Rasulullah, ia akan mukmin pertama-tama. Setelah berlansung lama, barulah setelah selama 20 tahun lamanya Muhammad di angkat menjadi Rasulullah. Hakim bin Hazam menyatakan ikrar kedua kalimat tauhid dari mulutnya. Ketika itu, sesudah kejadian pembebasan kota Mekkah dari kekeuasaan kafir  Quraisy.

Pada waktu itu, satu hari sebelum memasuki kota Mekkahh, Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Di Mekkah, terdapat empat orang yang tidak suka pada kemusyrikan dan mereka lebih cenderung pada kebaikan.”

“Siapakah mereka itu, ya Rasulullah ?” tanya para sahabat.

“Salah satunya adalah Hakim bin Hazam” jawab Rasulullah.

Tetapi sesungguhnya bukan orang lain saja yang merasakan keheranan itu. Hakim bin Hazam sndiripuun tak pernah habis pikir mengapa terjadi demikian. Ia tak hentinya menyesali dirinya sendiri kenapa justru ketika umurnya hampir habis, ia baru merasakan nikmat Islam dan Iman.

Maka hampir tiap waktu Hakim bin Hazam mengucurkan Air mata. Ia teringat bahwa selama ini telah begitu lama mendekam dalam kemusyrikan dan mendustakan nabi-Nya. Padahal, Muhammad SAW itu adalah kerabatnya sendiri.

Dan karna terus-terusan menangis, maka bertanyalah anaknya,”Mengapa engkau menangis terus, Ayah? Apakah yayng membuatmu selalu bersedih ?”

Hakim memandangi anaknya. Ia sungguh tak ingin anaknya mengalami hal yang sama. Lalu ia menyahut “Sesungguhnya banyak sekali hal-hal yng menyebabkanku menangis. . . .”

Anak Hakim masih terus memandangi ayahnya. “Maukah kau ceritakan kepadaku?”

Hakim terisak lagi. Susah payah ia menahan agar tangisanya tidak lepas kendali. “Banyak, anakku. Jika engkau mau tahu, aku menangis karena keterlambatanku masuk Islam. Hal  inilah yang menyebabkanku tertinggal merebut banyak kebajikan. Seandainya aku Nafkahkanemas sepenuh bumi, belum seberapa nilainya jika di bandaingkandengan kebajikan yang mungkin aku peoleh dengan masuk Islam . .”
Hakim berhenti sejenak.”Anakku” ia berkata lagi dengan suara yang masih berada dalam tangis, “Kau tahu, sesungguhnya Allah telah menyelamatkanku dalam perang Badar dan Uhud. Lalu aku berkata pada diriku ketika itu, aku tidak akan lagi membantu kaumm Quraisy dari kota Mekkah. Teteapi aku senantiasa di tarik-tarik oleh kaum Quraisy untuk membantu mereka. . . “

Anak Hakim mulai mengerti. Tapi Hakim belum selesai berbicara. Ia melanjutkan, “Anakku, setiap aku hendak masuk Islam, aku lihat pemimpin Quraisy yang lebih tua tetap berpegang pada kebiasaan Jahiliyah. Lalu aku mengikuti mereka begitu saja. Kini aku menyesal mengapa aku tidak masuk Islam lebih dini, Bagaimana aku tidak akan menagis karenanya?”

Kini nak Hakim mulai paham. Ia sadar, dengan terlambatnya sang ayah masuk Islam. Maka semakin nyata ia tidak bersegera dalam memperbaiki diri. Sedangkan ketika sudah berada dalam Islam ia telah menyaksikan sendiri, bahwa tidak ada satu amalan pun yang luput dari ayahnya. Ia tahu, ayahnya segera menghentikan bantuan kepada kaum Quraisy dan menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan jahiliyah. Lalu ia membeli Darun Nadwah (Balai Sidang) dengan Harga 100 Dirham. Tempat itu konon selalu di pergunankan untuk rapat dalam rangka membunuh Rasulullah. Ia pun langsung berangkat haji dengan di iringi 100 ekor unta yang semuanya ia Sembelih sebagai Kurban.

Begitulah Hakim bin Hazam. Dengan Islam, sahabat yang Lahir dalam Ka’bah ini begitu menyegerakan kebaikan karena mengharap pahala dari allah SWT. Semoga kita yang telah masuk Islam sejak Lahir tidakk mengalami penyesalan yang di alami Hakim bin Hazam

0 Response to "Penyesalan Keponakan Rasulullah, Masuk Islam di sisa Umurnya. Beginilah penyesalannya . . ."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

<script data-ad-client="ca-pub-6931901706804628" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Iklan Tengah Artikel 1

<script data-ad-client="ca-pub-6931901706804628" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Iklan Tengah Artikel 2

<script data-ad-client="ca-pub-6931901706804628" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Iklan Bawah Artikel

<script data-ad-client="ca-pub-6931901706804628" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>