4 Jurus menjadi Pemenang (SUKSES)

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan.” (QS. AS-Syam : 8)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa di dunia ini ada dua kutub peradaban yang membawa keselamatan dunia  akherat dan yang menyeret ke lembah kehinaan baik di dunia maupun di akherat. Keduanya terus bertempur, bukan hanya sebatas ideologi tapi juga fisik. “Orang-orang beriman berperang di jalan Allah, dan Orang-orang kafir berperang du jalan thogut.” (An-Nisa :76)

Bagian pertama di motori para Nabi, Rasul, dan orang-orang yang beriman dan di pandu kitab suci  dari sang pencipta Allah swt. Sementara bagian kedua di motori iblis dan orang-orang kafir. Pertempuran ini telah lama terjadi di sepanjang sejarah umat manusia dengan silih berganti  mengalami kekalahan maupun kemenangan.

Di atas kertas, kekuatan para Nabi, Rasul, dan orang-orang yang beriman tentunya akan memenangkan pertempuran ini, karna itu sudah menjadi janji Allah penguasa kerajaan langit dan bumi. Namun, kemnengan yang akan di berikan oleh Allah tidaklah gratis mengingat Allah juga memberikan syarat seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Ar-Rad : 11 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka”

Setidaknya ada dua hal yang dapat saya tangkap dari ayat di atas sebagai syarat kemenangan (perubahan pada kebaikan) yang pertama adalah ikhtiar(usaha) yang harus di lakukan secara optimal oleh calon pemenang (The Winner) dan yang kedua adalah keyakinan yang kuat untuk menang (mentalitas winner).

Kali ini saya tertarik ingin mengulas mentalitas pemenang. Yaitu adanya kekuatan dan keyakinan kuat bahwa ia akan menang. Faktor inilah yang berpengaruh cukup besar, Sebuah penelitian yang pernah di lakukan di Amerika pun pernah menyatakan  bahwa sesuatu yang ada dalam presepsi itu lebih dari 60 % menjadi kenyataan. Jadi, kalau seorang memiliki keyakinan yang kuat untuk menang, berarti 60% kemenangan sudah ditangan dan sisanya tinggal usaha.

Dan inilah beberapa mentalitas yang harus di miliki oleh seorang pemenang:

1.       Seorang pemenang harus memiliki mental bahwa dirinya bagian dari solusi, sehingga setiap ada masalah dia akan selalu berusaha seoptimal mungkin untuk menyelasaikannya. Hal ini berbeda dengan mentalitas pecundang (Loser) dia selalu menganggap dirinya bafian dari masalah.

2.       Seorang pemenang orientasinya selalu program kerja (QS. At-taubah:109) “dan katakanlah bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah yang mengetahui yang Ghaib maupun yang nyata, lalu di beritakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” Sehingga yang ada dalam dirinya kerja dan kerja. Kegagalan baginya merupakan jalan yang harus di lalui untuk menuju kesuksesan.

3.       Seorang pemenang selalu menemukan jawaban dari setiap masalah yang ia hadapi. Baginya, semua masalah ada jawaban  Dia tidak gentar ketika menghadapi masalah. Sementara, sang pecundang justru selalu melihat masalah pada setiap jawaban, sehingga ia tak pernah bisa mmenyelesaikan masalah justru menambah masalah.

4.       Seorang pemenang selalu mengatakan “Memang sulit untuk menang tetapi bukannya tidak mungkin kan ?” sesulit apapun beban pekerjaan yang di berikan kepadanya selalu yakin dapat menyelasaikannya.

Bagi para pembaca tulisan ini para pejuang kebenaran kalau anda yakin pada diri anda akan melakukan yang terbaik, maka anda harus yakin kalau anda akan menjadi pemenang. Kalau tidak, maka siap-siaplah untuk diganti oleh Allah dengan umat yang lain yang telah siap menjadi pemenang dalam pertempuran peradaban ini sebagaimana firmannya dalam surat Al-Maidah : 54

“Wahai orang-orang yang beriman! Baranng siapa diantara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan datangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut pada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang di berikan-Nya kepada siapa yang ia kehendaki dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui”

Wallahu a'lam bishawab

Share this post