Aku Kamu dan Hujan
Masih teringat dengan jelas suara bercik hujan yang jatuh dari telapak
tangan mu yang engkau sengaja bentangkan, berniat menghalau agar tidak jatuh
dari ujung genting kelas tempat kita mencari ilmu, namun sayang ialah Dzat yang
sampai kapanpun tak akan pernah kau rasakan bentuknya. Suatu Dzat yang tuhan
anugerahkan pada kita dalam kadar tertentu dan dengan keajaibannya ia dapat
datang langsung dari langit. Tak sedikitpun terlihat rasa kekecewaan di wajah
mu wahai penikmat Dzat yang kau sebut itu HUJAN.
Apa gerangan yang membuatmu begitu menyukai
hujan ? Apa engkau telah jatuh cinta terhadapnya ? . Aku cemburu, Aku
gelisah, tak pernah ku lihat engkau begitu baik pada apapun kecuali Hujan, Apa
istimewanya dia bagimu wahai pembuat
onar jiwa ini ? Pedih hati ini, menangis,perih, menyayat, apa kau pernah
sedikitpun melihatnya ? Yang ku lihat hanya senyum tulus mu yang terlihat
sangat indah ketika engkau menyentuh Ratusan entah Ribuan barisan butir-butir
air yang terjajar rapih dan kadang tak
beraturan itu menuju permukaan bumi. Kau
begitu sangat menyukai hujan,tapi pernah
kah ada rasa suka itu yang tertuju padaku walau dalam waktu 1 detik saja ? Kau harus tahu jika itu benar
pernah terjadi, hal itu adalah mimpi yang sangat ingin aku wujudkan dan setelah
itu takan ada impian lagi yang ingin aku wujudkan. Namun hal itu tak pernah
terjadi bukan ? karna kau memberiku sebuah Pelangi indah setelah Hujan lalu
dengan suara mu yang lembut engkau bisikan, “aku tidak mencintaimu dalam waktu
satu detik melainkan untuk selamanya”
Aku Kamu dan Hujan
0 Response to "Aku Kamu dan Hujan"
Post a Comment